A cry for balance
Life is sweet, but now it is sour. I wallow in pitty
from hour to hour. I made a wrong turn down
a dead end street. Obstacles I face that I didn't
want to meet.
I made a left when I should have turned right.
In a deep dark tunnel with no signs of light.
Each step that I take, I shiver and shake;
I quiver with fear and cries that I make.
Life is insane, although it's a shame, I feel
so immuned to this tormented pain.
Crying like hell, but yet cries unheard. I feel
like a worm underneath the nest of a bird.
It doesn't matter if it's a crow or a sparrow.
My path of life is slim and narrow.
The threshold of death is to the right, and
to the left. What's straight ahead may be
my last breath.
I need to bear seed to carry on my plead;
my plead for equality from flower to weed.
The rose is born with beauty and thorn,
but the weeds only creed is to feed.
Copyright 1-23-08
Library of Congress registration
All Rights Reserved
Hidup itu manis, tapi sekarang asam. Aku berkubang
dari jam ke jam Saya membuat salah yang salah
jalan buntu. Hambatan yang saya hadapi tidak saya alami
ingin bertemu.
Saya membuat kiri saat seharusnya saya berbelok ke kanan.
Di terowongan gelap yang dalam tanpa tanda-tanda cahaya.
Setiap langkah yang saya ambil, saya menggigil dan gemetar;
Aku bergetar karena takut dan menangis yang aku buat.
Hidup itu gila, meski memalukan, aku rasa
jadi diimunisasi rasa tersiksa ini.
Menangis seperti neraka, tapi belum menangis tak pernah terdengar. saya rasa
seperti cacing di bawah sarang burung.
Tidak masalah apakah itu burung gagak atau burung gereja.
Jalan hidupku langsing dan sempit.
Ambang kematian ada di sebelah kanan, dan
ke kiri. Apa yang ada di depan mungkin?
napas terakhir saya
Saya perlu melahirkan benih untuk memohon;
permohonan saya untuk kesetaraan dari bunga ke rumput.
Mawar itu lahir dengan keindahan dan duri,
Tapi gulma hanya kredo untuk memberi makan.
Hak Cipta 1-23-08
Pendaftaran perpustakaan kongres
Seluruh hak cipta