Poem - Winter

thumbnail

puisidankamut.blogspot.com 

Winter

Couched on crimson cushions,
pink bleeds gold
and red spills into one’s heart.
Broad leather keeps time,
calibrating different hours
in different zones
unaware of the grammar
that makes sense.
Only random woofs and snores
of two distant dogs
on a very cold night
clears fog that is unresolved.
New plants wait for new heat —
to grow, to mature.
An old cane recliner contains
poetry for peace — woven
text keeping comfort in place.
But it is the impatience of want
that keeps equations unsolved.
Heavy, translucent, vaporous,
split red by mother tongues —
winter’s breath is pink.

***

Diikat di atas bantal merah, Darah merah muda berdarah dan tumpahan merah ke dalam hati seseorang. Broad kulit terus waktu, kalibrasi jam berbeda di berbagai zona tidak sadar akan tatabahasa itu masuk akal. Hanya woofs acak dan dengkuran dari dua anjing yang jauh pada malam yang sangat dingin membersihkan kabut yang belum terselesaikan Tanaman baru menunggu panas baru - untuk tumbuh, untuk dewasa. Sebuah kursi tua berisi kursi puisi untuk perdamaian - tenunan teks menjaga kenyamanan di tempat Tapi itu adalah ketidaksabaran dari keinginan yang membuat persamaan tidak terpecahkan Berat, tembus, menguap, terbelah merah oleh bahasa ibu - Napas musim dingin berwarna merah jambu.

Poem - Banyan

thumbnail

poemBanyan

As winter secrets
melt
with the purple
sun,
what is revealed
is electric —
notes tune
unknown scales,
syntax alters
tongues,
terracotta melts
white,
banyan ribbons
into armatures
as branch-roots
twist, meeting
soil in a circle.
Circuits
glazed
under cloth
carry
alphabets
for a calligrapher’s
nib
italicised
in invisible ink,
letters never
posted,
cartographer’s
map, uncharted —
as phrases fold
so do veils.

***
nada nada skala yang tidak diketahui, sintaks berubah bahasa lidah, terakota meleleh putih, pita beringin ke dalam armatures sebagai akar-cabang twist, meeting tanah dalam lingkaran Sirkuit sayu di bawah kain membawa huruf untuk kaligrafi itu ujung pena dicetak miring dalam tinta tak terlihat, surat tidak pernah diposting, kartografer peta, belum dipetakan - seperti frasa lipat begitu juga cadar.